Sejarah MotoGP Balap Motor Sejak Awal Dibentuk

Share:

Sejarah MotoGP Balap Motor Sejak Awal Dibentuk. MotoGP, ajang balap motor kelas dunia yang penuh adrenalin, memiliki sejarah panjang yang menarik untuk diungkap. Dari awal pembentukannya hingga menjadi salah satu olahraga otomotif paling populer saat ini, MotoGP telah mengalami banyak perubahan dan evolusi. Artikel ini akan membawa Anda menyusuri sejarah MotoGP, mulai dari awal mula hingga perkembangan terkini.

Sejarah MotoGP Balap Motor Sejak Awal Dibentuk
Sejarah MotoGP Balap Motor Sejak Awal Dibentuk

Awal Mula Balap Motor

Balap motor pertama kali dimulai pada awal abad ke-20. Saat itu, balapan diadakan di jalanan terbuka dan trek tanah, jauh dari standar keamanan yang kita kenal sekarang. Balapan ini sering kali tidak teratur dan berbahaya, namun semangat para pembalap tidak pernah surut. Tahun 1904, Federasi Internasional untuk Balap Motor (FICM) didirikan di Paris, Prancis. Inilah awal mula dari pengaturan balap motor yang lebih formal dan terstruktur.

Balap Motor Sebelum Perang Dunia II

Pada tahun 1920-an dan 1930-an, balap motor semakin populer di Eropa. Berbagai negara mulai mengadakan kejuaraan nasional, dan trek balap permanen mulai dibangun. Salah satu balapan paling terkenal saat itu adalah Isle of Man TT (Tourist Trophy), yang pertama kali diadakan pada tahun 1907. Isle of Man TT menjadi salah satu ajang balap paling bergengsi dan tetap populer hingga saat ini.

Pembentukan FIM dan Kejuaraan Dunia

Setelah Perang Dunia II, tepatnya pada tahun 1949, Federasi Internasional Motorcycling (FIM) secara resmi membentuk Kejuaraan Dunia Balap Motor, yang kini dikenal sebagai MotoGP. Kejuaraan ini terdiri dari beberapa kelas berdasarkan kapasitas mesin: 125cc, 250cc, 350cc, dan 500cc. Pada awalnya, Italia mendominasi kejuaraan dengan pabrikan seperti Gilera, Moto Guzzi, dan MV Agusta.

1949: Kelahiran (non resmi) Sejarah MotoGP

Pada tahun 1949, Federation Internationale de Motocyclisme (FIM) didirikan. Itu mengatur apa yang akan menjadi kejuaraan pertama yang tepat untuk motor 125cc, 250cc, 350cc, dan 500cc (oh, dan 600cc), dengan balapan pertama diadakan di kursus Isle of Man TT yang sudah terkenal.

Pembalap Inggris dan mantan pilot Lancaster Bomber, Leslie Graham, memenangkan gelar 500cc pertama dengan mesin AJS buatan Inggris. Rekan senegaranya, Freddie Frith, memenangkan gelar perdana 350cc dengan Velocette.

1950–1975: Dominasi Italia di MotoGP

Dalam 26 tahun pertama balap motor kelas 500cc Grand Prix, pabrikan Italia meraih gelar sebanyak 24 kali. MV Agusta dan Gilera membawa Giacomo Agostini, John Surtees, dan Mike Hailwood meraih beberapa kemenangan kejuaraan dunia. Di kelas lain, persaingan jauh lebih ketat, dan pabrikan seperti Honda, Suzuki, Norton, dan NSU berhasil memenangkan gelar mereka sendiri.

1961: Intrik Dua Pukulan dan Kebangkitan Tim Jepang

Pada 1950-an, pabrikan Jerman Timur MZ mulai mengembangkan mesin dua tak revolusioner yang menghasilkan 200bhp. Tim menikmati beberapa kemenangan terkenal melawan tim yang lebih besar di kejuaraan 50cc, 125cc dan 250cc dengan pembalap superstar Ernst Degner. Namun, pada 1961, Degner ditawari kontrak dengan pabrikan Jepang Suzuki. Kebenaran masih diselimuti misteri, tetapi Degner berhasil membelot dari Republik Demokratik Jerman yang sosialis dengan pengetahuan teknologi dua-tak MZ. Dia kemudian membantu tim Jepang mengembangkan apa yang akan menjadi mesin sepeda motor dua tak modern.

Akhir 1960-an: Kenaikan Biaya dan Tenaga

Pada tahun 1960-an, Giacomo Agostini memenangkan empat dari delapan gelar dunia 500cc, dan dua dari delapan kejuaraan 350cc miliknya. Motor Italia masih tercepat di kelas utama, tetapi pada tahun 1966 Honda menjadi pabrikan Jepang pertama yang memenangkan Grand Prix 500cc. Yamaha dan Suzuki juga mulai memenangkan balapan dan gelar di kelas lain. Meskipun persaingan ketat, pada tahun 1967 FIM memutuskan bahwa kenaikan biaya produksi motor perlu diatasi. Langkah ini membuat marah tim-tim pekerja Jepang, dan Honda, Suzuki, dan Yamaha meninggalkan balap motor Grand Prix, meninggalkan MV Agusta untuk mendominasi kelas 500cc.

1975: Dominasi Jepang di Sejarah MotoGP

Pada awal 70-an, Yamaha, Honda, dan Suzuki semuanya memenangkan balapan dan gelar di kategori 125cc dan 250cc. Namun, baru pada tahun 1975, ketika Agostini memenangkan gelar 500cc terakhirnya dengan Yamaha, pabrikan Jepang itu berhasil mencapai puncak dunia balap motor. Kemenangan gelar Agostini membuka pintu gerbang. Tahun berikutnya, Barry Sheene memenangkan mahkota 500cc dengan Suzuki, memulai periode dominasi yang membuat pabrikan Jepang memenangkan setiap gelar antara 1975 dan 2007. Mantra itu dipatahkan – sebentar – oleh kemenangan gelar MotoGP Casey Stoner dengan Ducati.

1979: Honda kembali dengan Teknologi Empat Tak Sejarah MotoGP

Setelah mengundurkan diri dari olahraga pada tahun 1967, Honda kembali ke balap motor kelas utama Grand Prix pada tahun 1979. Dalam upaya untuk melakukan hal-hal yang berbeda, ia melawan arus dengan memilih mesin empat tak, daripada yang sekarang populer dua-stroke. Hasil? Tidak hebat. Mesin empat tak Honda tidak muncul sampai Grand Prix Inggris 1979 – balapan ke-11 musim ini – di mana kedua motor Honda segera pensiun.

1980-an: Bintang Amerika dan Australia dengan Motor Jepang

1980-an adalah dekade glamor untuk balap motor Grand Prix, dan melahirkan beberapa pertempuran terbesar yang pernah ada di roda dua. Wayne Rainey, Freddie Spencer, Eddie Lawson, dan Wayne Gardner memperebutkan serangkaian tontonan intens di motor Yamaha dan Honda, membantu meningkatkan penonton global olahraga tersebut. Bagi banyak penggemar balap motor di seluruh dunia, karakter warna-warni ini mewakili masa keemasan olahraga tersebut.

2000-an: Kelahiran resmi Sejarah MotoGP

Menyusul dominasi balap Grand Prix 500cc Honda pada 1990-an, milenium baru melihat perubahan besar pada olahraga ini. Valentino Rossi memenangkan gelar kelas utama 500cc pertamanya pada tahun 2001, dan kemudian pada tahun berikutnya, olahraga ini secara resmi diganti namanya menjadi MotoGP. Perubahan merek melihat perubahan besar dan peraturan teknis baru. Mesin empat langkah diperkenalkan kembali, dan ukuran motor MotoGP kelas premier ditingkatkan menjadi 990cc. Rossi kemudian memenangkan gelar MotoGP baru selama empat tahun berturut-turut antara 2001 dan 2005. Pada 2007, regulasi teknis MotoGP diubah lagi, menurunkan kapasitas mesin menjadi 800cc. Casey Stoner dari Australia mengambil keuntungan penuh, memenangi gelar bersama pabrikan Italia Ducati dan mematahkan dominasi tiga dekade mesin buatan Jepang.

2012 dan 2016: Perubahan Teknis

Untuk musim 2012, mesin MotoGP dihidupkan hingga 1.000 cc, mengantarkan era baru dominasi oleh pembalap Spanyol, dan persaingan baru antara Jorge Lorenzo dan Marc Márquez. Pada tahun 2016, Michelin menggantikan Bridgestone sebagai satu-satunya pemasok ban, dan perubahan pada perangkat keras dan perangkat lunak bawaan motor membantu menyeimbangkan lapangan permainan. Tahun itu, ada rekor sembilan pemenang grand prix berbeda. Sebelum rival mudanya mengambil kendali, Jorge Lorenzo memenangkan gelar 2012 dan 2015 bersama Yamaha. Marc Márquez menjadi juara MotoGP termuda pada 2013, dan menuju musim 2019 sebagai juara bertahan, dengan lima gelar atas namanya. Dengan Lorenzo bergabung dengan Márquez di Honda, 2019 menjanjikan babak baru yang mendebarkan dalam evolusi MotoGP. Meskipun akhirnya dikarenakan performa yang menurun dan cidera membuat Lorenzo pensiun di tahun 2019.

Pandemi Covid-19 menyebabkan kekacauan di MotoGP 2020. Hingga saat ini hanya akan di gelar 14 race yang pada umumnya ada 22 race dalam 1 tahun gelaran MotoGP. Meskipun perhelatan motoGP 2020 banyak mengalami perubahan, namun kisah serunya semakin berbeda. Dari beberapa race awal, sudah membuat kejutan.

Pertama, Marc Marquez mengalami cidera parah yang mengharuskannya tidak bisa mengikuti 3 sampai 4 race awal.

Kedua, Fabio Quartararo yang merupakan tim satelit Yamaha memberi kejutan dengan menjuarai 2 race awal.

Ketiga, pembalap rookie KTM untuk pertama kalinya menjadi Juara di kelas MotoGP.

Kejutan tersebut membuat gelaran MotoGP 2020 semakin bersaing ketat. Tim satelit dan pabrikan terlihat seimbang dan pada tim Yamaha, memiliki kualitas hasil yang lebih baik malahan dari tim satelit Yamaha sendiri yaitu Petronas Yamaha, demikian pula dengan Ducati. Dari 3 race awal, Tim Pabrikan Honda masih memegang 0 poin dikarenakan Marc Marquez cidera dan Alex Marquez juga belum bisa mengendarai Motor Honda MotoGP dengan baik. Sejarah MotoGP Balap Motor Sejak Awal Dibentuk.

Sejarah MotoGP: Detil yang Lebih Mendalam

Era 1980-an: Dominasi Dua-Tak dan Kejayaan Pembalap Amerika

Pada era 1980-an, motor dua-tak menjadi raja di lintasan. Pembalap seperti Kenny Roberts, Freddie Spencer, dan Eddie Lawson mendominasi dengan motor Yamaha dan Honda mereka. Roberts adalah pionir dengan gaya balapnya yang agresif dan teknik yang superior, membawa perubahan besar dalam strategi balapan. Sementara itu, Freddie Spencer, yang dikenal sebagai “Fast Freddie,” memenangkan gelar dunia 500cc pada usia 21 tahun, menjadi pembalap termuda yang meraih prestasi tersebut. Eddie Lawson juga mencetak sejarah dengan memenangkan empat gelar dunia di kelas 500cc.

Transisi ke Mesin Empat-Tak: Pertengahan 2000-an

Pada tahun 2002, peraturan baru diperkenalkan dengan mengizinkan mesin empat-tak hingga 990cc, menggantikan era mesin dua-tak. Valentino Rossi menjadi simbol transisi ini dengan memenangkan kejuaraan dunia pertama di era MotoGP empat-tak pada tahun 2002 dan seterusnya. Rossi, yang dikenal dengan julukan “The Doctor,” mendominasi dengan gaya balap yang karismatik dan kemampuan luar biasa dalam beradaptasi dengan berbagai kondisi balapan.

Kenaikan Marc Márquez: Era Modern

Marc Márquez muncul sebagai fenomena baru dalam MotoGP pada awal 2010-an. Dengan gaya balap yang penuh keberanian dan teknik yang inovatif, Márquez memenangkan kejuaraan dunia MotoGP pertamanya pada tahun 2013, hanya di musim keduanya di kelas utama. Dominasi Márquez berlanjut, dan dia dengan cepat mencetak rekor sebagai pembalap termuda yang meraih beberapa gelar juara dunia di kelas premier. Hingga musim 2019, Márquez telah mengumpulkan enam gelar juara dunia MotoGP, menjadikannya salah satu yang terbaik dalam sejarah olahraga ini.

Perkembangan Teknologi MotoGP: 2010-an dan Seterusnya

Dekade 2010-an menyaksikan perkembangan teknologi yang pesat dalam MotoGP. Penggunaan elektronik yang lebih canggih, seperti kontrol traksi, anti-lock braking system (ABS), dan perangkat aerodinamika yang rumit, telah mengubah cara balapan dilakukan. Tim-tim seperti Honda, Yamaha, dan Ducati terus bersaing dalam mengembangkan teknologi terbaru untuk memberikan keunggulan kepada pembalap mereka. Ducati, misalnya, dikenal dengan inovasi dalam penggunaan sayap (winglets) yang membantu stabilitas motor pada kecepatan tinggi.

MotoGP di Era Pandemi: Tantangan dan Adaptasi

Pandemi Covid-19 membawa tantangan besar bagi MotoGP. Musim 2020 dimulai dengan penundaan dan pembatalan beberapa balapan, serta penerapan protokol kesehatan yang ketat. Meski demikian, persaingan tetap berlangsung ketat. Absennya Marc Márquez karena cedera membuka peluang bagi pembalap lain untuk bersinar. Fabio Quartararo dari tim satelit Yamaha dan Joan Mir dari Suzuki menjadi sorotan dengan penampilan konsisten mereka. Joan Mir akhirnya memenangkan gelar juara dunia 2020, mengakhiri penantian panjang Suzuki untuk kembali menjadi yang terbaik di MotoGP.

Kisah Kejutan dan Persaingan Ketat di Musim 2020

Musim 2020 memang penuh kejutan. Selain cedera yang dialami Marc Márquez, beberapa pembalap muda menunjukkan performa yang impresif. Fabio Quartararo memenangkan balapan di Jerez dan Catalunya, menunjukkan bahwa tim satelit bisa bersaing dengan tim pabrikan. Sementara itu, pembalap rookie seperti Brad Binder dari KTM juga mencuri perhatian dengan kemenangan di Brno, Republik Ceko. Keberhasilan Binder menjadi kemenangan pertama KTM di kelas utama, menunjukkan peningkatan signifikan dari tim yang relatif baru di MotoGP.

Masa Depan MotoGP: Harapan dan Tantangan

Melihat ke masa depan, MotoGP terus menghadapi tantangan dan peluang. Dengan teknologi yang terus berkembang, regulasi yang berubah, dan persaingan yang semakin ketat, olahraga ini terus menarik minat penggemar di seluruh dunia. Munculnya pembalap-pembalap muda yang berbakat seperti Fabio Quartararo, Joan Mir, dan Enea Bastianini menjanjikan era baru yang penuh dengan aksi mendebarkan. Selain itu, inovasi teknologi, baik dari segi mesin maupun elektronik, akan terus menjadi faktor penentu dalam persaingan di lintasan.

MotoGP telah melewati berbagai fase dalam sejarahnya, dari era dominasi motor Italia, kebangkitan motor Jepang, hingga era modern yang sarat dengan teknologi canggih. Dengan setiap dekade membawa perubahan dan tantangan baru, MotoGP terus berkembang dan beradaptasi, menjadikannya salah satu olahraga balap motor paling menarik dan dinamis di dunia. Sejarah panjang ini tidak hanya mencerminkan evolusi teknis dan kompetitif, tetapi juga mencerminkan semangat para pembalap dan tim yang terus berusaha untuk menjadi yang terbaik di dunia.

Kesimpulan

Sejarah MotoGP Balap Motor Sejak Awal Dibentuk adalah perjalanan panjang yang penuh dengan inovasi, kompetisi, dan semangat tanpa henti. Dari awal mula balap motor yang sederhana hingga menjadi ajang balap motor kelas dunia, MotoGP telah mengalami banyak transformasi. Teknologi canggih, regulasi yang ketat, dan dedikasi para pembalap menjadikan MotoGP salah satu olahraga otomotif paling menarik di dunia. Dengan melihat masa lalu yang gemilang dan masa depan yang penuh potensi, MotoGP terus memacu adrenalin dan menginspirasi jutaan penggemarnya di seluruh dunia.


Share: